Bekerja dalam grup
adalah kegiatan interaksi dengan berbagai informasi antar anggota dan membuat
keputusan untuk membantu setiap anggota grup untuk bekerja sesuai dengan area
kewajibannya, sedangkan bekerja dalam tim adalah sekumpulan individu yang
memberikan pengaruh terhadap pekerjaan,yang akan lebih baik jika dibandingkan
dengan dikerjakan secara individual
Tipe-tipe team
1. Problem
solving teams, para anggota saling
berbagi ide dan menyarankan bagaimana suatu proses pekerjaan dan metode untuk
meningkatkan pekerjaan tersebut.
2. Self
managed work teams, adalah kelompok dari pekerja(biasanya terdiri dari 10-15
orang) yang melakukan pekerjaan yang mempunyai kaitan yang erat antara pekerjaan
satu dengan pekerjaan yang lain dan tanggung jawab ke supervisor mereka
masing-masing
3. Cross
functional teams, adalah pekerja dengan level hierarki yangs sama tetapi berada
di area kerja yang berbeda bekerja sama
untuk menyelesaikan suatu tugas
4. Virtual
teams, dimana mereka menggunakan teknologi computer untuk menyatukan perbedaan
antar anggota dan mencapai tujuan bersama .
CREATING EFFECTIVE TEAMS
1) CONTEXT
A. Adequate
resources,semua anggota team menyadari adanya sumber daya yang berasal dari
luar grup yang menopang mereka.
B. Leadership
and structure,sebuah team tidak akan berfungsi dengan baik jika mereka tidak
setuju dengan pembagian mengenai pembagian tugas para anggota team. Leadership
sangat di perlukan dalam multi-team systems dimana team berbeda
mengkoordinasikan usaha mereka untuk menghasilkanhasil yang diinginkan.
C. Climate
of trust,anggota dari sebuah team yang efektif akan saling mempercayai satu
sama lain
D. Performance
evaluation and reward systems, evaluasi kinerja individu dapat meningkatkan
kinerja team.mengevaluasi dan memberikan penghargaan pekerja atas kontribusi individual
mereka
2. TEAM COMPOSITION
A. Abilities
of members, kinerja team tergantung pada pengetahuan, skill, dan keahlian member
individu.
B. Personality
of members, sebuah team yang berkomunikasi secara terbuka dengan baik dengan
satu dan yang lain dapat memberikan ide yang lebih banyak yang akan membuat
anggota team menjadi lebih kreatif dan inovatif.
C. Allocation
of roles, team mempunyai kebutuhan yang berbeda dan para anggotanya harus
dipilih untuk memastikan bahwa segala peran dalam team terisi.
D. Komunikasi
yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi,
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi,
E. Resolusi Konflik
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik
F. Shared
power.
tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
G. Keahlian.
Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi.
Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi.
H. Evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik.
Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik.
Komponen penting untuk
menciptakan tim yang efektif dapat digolongkan dalam empat kategori umum :
1. Rancangan pekerjaan
Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.
2. Komposisi
Kategori ini memasukkan variabel yang terkait bagaimana tim dapat dibentuk menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
- Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda. 1. keahlian teknis. 2. keterampilan pemecah masalah dan pengambilan keputusan , membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. 3. keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan antar pribadi lain
- Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.
- Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
1. Rancangan pekerjaan
Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan lebih menarik untuk dikerjakan.
2. Komposisi
Kategori ini memasukkan variabel yang terkait bagaimana tim dapat dibentuk menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
- Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda. 1. keahlian teknis. 2. keterampilan pemecah masalah dan pengambilan keputusan , membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. 3. keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan antar pribadi lain
- Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.
- Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
Tim yang berkinerja
tinggi benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran. Terdapat sembilan
peran potensial dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir,
pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan penasehat.
- Ukuran Tim kerja
dalam merancang tim yang efektif, para manajer harus menjaga agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.
- Kefleksibelan anggota
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki anggota yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya.
- Pilhan anggota
berikan pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim.
3. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
- Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan.
- Kepemimpinan dan struktur
Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja.
- Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar
manajemen hendaknya mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok, berbagi laba, berbagi hasil, insentif kelompok kecil, dan modifikasi-modifikasi sistem lain yang memperkuat upaya dan komitmen tim.
4. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses. Pada komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
- Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan sangat berarti dan memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota sebagai suatu visi.
- Menegakkan tujuan spesifik
Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada tim.
-Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri, mereka percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya kekuatan tim.
-Tingkat konflik
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk. Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena mendorong perbaikan dan pilihan secara kritis masalah
E. Mengubah individu menjadi pemain tim
a. Tantangan
Tantangan menciptakan pemain tim akan paling besar jika ; budaya nasional sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis menghargai prestasi individual.
b. Membentuk pemain tim
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah individu menjadi pemain tim :
1. Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran tim. Banyak calon yang melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon semacam ini, pada dasarnya para manajer atau pimpinan mempunyai tiga pilihan :
-Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi pemain tim.
-Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
-Tidak mempekerjakan calon itu.
2. Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian tim.
3. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan kepada individu untuk keefektifan mereka sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif.
- Ukuran Tim kerja
dalam merancang tim yang efektif, para manajer harus menjaga agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.
- Kefleksibelan anggota
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki anggota yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya.
- Pilhan anggota
berikan pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim.
3. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
- Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan.
- Kepemimpinan dan struktur
Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja.
- Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar
manajemen hendaknya mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok, berbagi laba, berbagi hasil, insentif kelompok kecil, dan modifikasi-modifikasi sistem lain yang memperkuat upaya dan komitmen tim.
4. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses. Pada komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
- Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan sangat berarti dan memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota sebagai suatu visi.
- Menegakkan tujuan spesifik
Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada tim.
-Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri, mereka percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya kekuatan tim.
-Tingkat konflik
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk. Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena mendorong perbaikan dan pilihan secara kritis masalah
E. Mengubah individu menjadi pemain tim
a. Tantangan
Tantangan menciptakan pemain tim akan paling besar jika ; budaya nasional sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis menghargai prestasi individual.
b. Membentuk pemain tim
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah individu menjadi pemain tim :
1. Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran tim. Banyak calon yang melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon semacam ini, pada dasarnya para manajer atau pimpinan mempunyai tiga pilihan :
-Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi pemain tim.
-Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
-Tidak mempekerjakan calon itu.
2. Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian tim.
3. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan kepada individu untuk keefektifan mereka sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif.