Monday, May 12, 2014

PERBEDAAN ANTARA GRUP DAN TEAM

Bekerja dalam grup adalah kegiatan interaksi dengan berbagai informasi antar anggota dan membuat keputusan untuk membantu setiap anggota grup untuk bekerja sesuai dengan area kewajibannya, sedangkan bekerja dalam tim adalah sekumpulan individu yang memberikan pengaruh terhadap pekerjaan,yang akan lebih baik jika dibandingkan dengan dikerjakan secara individual

Tipe-tipe team
1.      Problem solving teams,  para anggota saling berbagi ide dan menyarankan bagaimana suatu proses pekerjaan dan metode untuk meningkatkan pekerjaan tersebut.
2.      Self managed work teams, adalah kelompok dari pekerja(biasanya terdiri dari 10-15 orang) yang melakukan pekerjaan yang mempunyai kaitan yang erat antara pekerjaan satu dengan pekerjaan yang lain dan tanggung jawab ke supervisor mereka masing-masing
3.      Cross functional teams, adalah pekerja dengan level hierarki yangs sama tetapi berada di area kerja yang berbeda  bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas
4.      Virtual teams, dimana mereka menggunakan teknologi computer untuk menyatukan perbedaan antar anggota dan mencapai tujuan bersama .


CREATING EFFECTIVE TEAMS
1)      CONTEXT
A.    Adequate resources,semua anggota team menyadari adanya sumber daya yang berasal dari luar grup yang menopang mereka.
B.     Leadership and structure,sebuah team tidak akan berfungsi dengan baik jika mereka tidak setuju dengan pembagian mengenai pembagian tugas para anggota team. Leadership sangat di perlukan dalam multi-team systems dimana team berbeda mengkoordinasikan usaha mereka untuk menghasilkanhasil yang diinginkan.
C.     Climate of trust,anggota dari sebuah team yang efektif akan saling mempercayai satu sama lain
D.    Performance evaluation and reward systems, evaluasi kinerja individu dapat meningkatkan kinerja team.mengevaluasi dan memberikan penghargaan pekerja atas kontribusi individual mereka
2. TEAM COMPOSITION
A.    Abilities of members, kinerja team tergantung pada pengetahuan, skill, dan keahlian member individu.
B.     Personality of members, sebuah team yang berkomunikasi secara terbuka dengan baik dengan satu dan yang lain dapat memberikan ide yang lebih banyak yang akan membuat anggota team menjadi lebih kreatif dan inovatif.
C.     Allocation of roles, team mempunyai kebutuhan yang berbeda dan para anggotanya harus dipilih untuk memastikan bahwa segala peran dalam team terisi.
D.    Komunikasi yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi,
E.      Resolusi Konflik
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik
F.      Shared power.
 tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
G.    Keahlian.
 Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi.
H.    Evaluasi.
 Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik.

Komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif dapat digolongkan dalam empat kategori umum :

1.  Rancangan pekerjaan
 Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi karena  meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan  lebih menarik untuk dikerjakan.

2. Komposisi
Kategori ini  memasukkan variabel yang terkait bagaimana tim dapat dibentuk menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
- Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan yang berbeda. 1. keahlian teknis. 2. keterampilan pemecah masalah dan pengambilan  keputusan , membangkitkan alternatif , mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. 3.  keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan keterampilan antar pribadi lain

- Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.

- Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman

Tim yang berkinerja tinggi benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran. Terdapat sembilan peran potensial dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta, promosi, penaksir, pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan penasehat.

- Ukuran Tim kerja
 dalam merancang tim yang efektif, para manajer harus menjaga agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.

- Kefleksibelan anggota
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki anggota yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya.

- Pilhan anggota
 berikan pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim.

3. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
- Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan.
- Kepemimpinan dan struktur
Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja.
- Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar
 manajemen hendaknya mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok, berbagi laba, berbagi hasil, insentif kelompok kecil, dan modifikasi-modifikasi sistem lain yang memperkuat upaya dan komitmen tim.

4. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses. Pada  komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
- Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama  dan sangat berarti dan memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota sebagai suatu visi.
- Menegakkan tujuan spesifik
Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada tim.
-Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri, mereka percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya kekuatan tim.
-Tingkat konflik
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk. Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena mendorong perbaikan dan pilihan secara kritis masalah


E. Mengubah individu menjadi pemain tim

a. Tantangan

   Tantangan menciptakan pemain tim akan paling besar jika ; budaya nasional sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis menghargai prestasi individual.

b. Membentuk pemain tim

Berikut ini beberapa cara  yang dapat  dilakukan untuk mengubah individu menjadi pemain tim :
1. Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk menjadi pemain tim yang  efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran tim. Banyak calon yang melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila menghadapi calon semacam ini, pada dasarnya para  manajer atau pimpinan mempunyai tiga pilihan :
-Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi pemain tim.
-Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.
-Tidak mempekerjakan calon itu.
2. Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada lingkungan yang mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian tim.
3. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya diberikan kepada individu untuk keefektifan mereka sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif.

DASAR – DASAR PERILAKU KELOMPOK

Setiap individu di dalam kehidupannya memiliki kepentingan dan tujuan tertentu yang berbeda antar individu yang satu dengan individu yang lain, dan dari ini tercipta juga perbedaan status hanya merupakan salah satu dari sejumlah tindakan yang terjadi secara alamiah di dalam kelompok. Sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda itu, tentunya akan memiliki potensi yang besar pula jika diwujudkan ke dalam suatu kepentingan dan tujuan bersama atau kelompok.
Dengan alasan tersebut dapat dilihat berbagai macam bentuk kelompok yang ada pada saat ini dengan kepentingan dan tujuan yang bermacam-macam. Eksistensi suatu kelompok sebenarnya bersifat informal sedangkan organisasi bersifat formal. Kelompok informal ini terbentuk secara alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial sedangkan kelompok formal dibentuk seseuai rencana dan memiliki tujuan yang jelas. Dalam kehidupan suatu kelompok sudah tentu tidak terlepas dari adanya perilaku setiap individu yang tidak sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Akan tetapi justru di balik perbedaan itu tersimpan suatu kekuatan besar ketika terakumulasi ke dalam dinamika kelompok. Setelah setiap individu masuk ke dalam kepentingan dan tujuan kelompok maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk kebersamaan.

A.     TEORI-TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK
1.      Teori Kedekatan (Propinquity) : Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
2.      Teori Interaksi (George Homans) : Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung. Ketiganya dapat dijelakan sebagai berikut:
a.       Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.
b.      Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
c.       Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
3.      Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb) : Teori keseimbangan menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap (seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, otoritas) di dalam menanggapi suatu tujuan.
4.      Teori Pertukaran : Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini.
Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.
Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:
a.       Adanya dua orang atau lebih
b.      Berinteraksi satu dengan yang lain
c.       Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d.      Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.

B.    PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK
Pengertian beberapa jenis kelompok
1.      Kelompok
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok kerja bentukan yang didefinisikan oleh struktur oraganisasi dengan penugasan kerja yang sudah ditentukan. Perilaku-perilaku yang harus ditunjukan di dalam kelompok ini ditentukan dan diarahkan ke sasaran organisasi.
3.      Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terstruktur formal dan tidak ditentukan oleh oraganisasi, dan terjadi karena respons terhadap kebutuhan akan hubungan sosial. Kelebihannya adalah kelompok ini bisa memenuhi kebutuhan social anggotanya yang dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja anggotanya itu.
4.      Kelompok Komando (command group)
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang melapor langsung kepada manajer tertentu, atau dengan kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua bawahannya.
5.      Kelompok Tugas (task group)
Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama menyelesaikan tugas. Task group ditentukan secara organisasional dan mewakili orang- orang yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Akan tetapi batasan dari kelompok task group ini tidak terbatas pada hierarki dari atasan langsungnya..
6.      Kelompok Kepentingan (interest group)
Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.
7.      Kelompok Persahabatan (friendship group)
Kelompok persahabatan adalah persekutuan sosial yang sering dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama karena memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.

C.    ALASAN-ALASAN MENGAPA ORANG BERGABUNG KE DALAM KELOMPOK
1.      Faktor Keamanan (security)
Individu yang berada di dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian. Merasa lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih tahan terhadap ancaman.
Contoh: seorang pria yang masuk akademi tentara atau kepolisian untuk mempelajari teknik- teknik bertarung, cara menjaga kekebalan tubuh terhadap serangan musuh, dan tahan terhadap ancaman. Sehingga ia merasa aman menghadapi situasi apapun.

2.      Faktor Status (status)
Bergabung ke dalam kelompok yang dipandang penting, memberikan pengakuan dan status bagi para anggotanya. Dengan bergabung ke dalam kelompok tersebut maka anggota- anggotanya akan merasa harga diri dan statusnya akan menjadi semakin tinggi di masyarakat meskipun belum tentu masyarakat akan menilai seperti itu. Contoh: seorang pria gay ia akan bergabung dengan kelompok gay karena ia merasa ketika ia masuk ke kelompok tersebut status dan harga dirinya akan sama dengan teman- temannya yang lainnya dibandingnya jika ia masuk ke dalam kelompok pria normal.
3.      Faktor harga diri (self-esteem)
Memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan kejelasan status mereka bagi kelompok lain.
4.      Faktor Afiliasi (affiliation)
Seseorang bergabung ke dalam kelompok untuk memenuhi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar yaitu sosialisasi dan afiliasi. Manusia tidak akan merasa nyaman jika hidup sendirian meskipun kebutuhan yang lain terpenuhi. Manusia membutuhkan teman untuk berbucara, berdiskusi, baik kebahagiaan maupun penderitaan.
5.      Faktor Kekuasaan (power)
Kekuasaan dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam kelompok yang sulit diperoleh jika sendirian.
Contoh: seseorang yang mencalonkan dirinya ke dalam partai politik dan ketika ia telah masuk ke dalam partai politik tersebut ia ingin  mendapatkan kekuasaan melalui jabatannya itu dan ia menjadi berpengaruh bagi masyarakatnya.
6.      Faktor Pencapaian Sasaran (goal achievment)
Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua orang. Dengan bekerja sama, gotong royong, saling membantu, saling mendukung, saling menguatkan, tujuan akan lebih mudah diraih dibandingkan berpikir dan berbuat sendiri. Contoh: seorang direktur ketika ia ingin meningkatkan kinerja perusahannya ia membutuhkan bawahan- bawahan yang memiliki tujuan yang sama dengan dia sehingga akan mudah bagi perusahaan itu untuk berkembang karena 1 tujuan yang sama tersebut.

D.     TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
1.      Model Lima Tahap
Lima tahap dan model laternatif bagi kelompok-kelompok temporer dengan tenggat waktu. Model pengembangan kelompok lima tahap mensifati kelompok sebagai melewati lima tahap yang jelas, yaitu:
a.      Tahap pembentukan (forming)
Pada tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk menemukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok.
b.      Tahap keributan (storming)
Tahap keribuatan adalah tahap komplik di dalam kelompok (intragrup). Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok-kelompok individualitas.
c.       Tahap penormaan (norming)
Tahap penormaan adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukan sifat kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur kelompok yang kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang benar.
d.      Tahap Pelaksanaan (performing)
Tahap pelaksanaan adalah tahap berfungsinya struktur dan diterima baik. Energy kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu dengan yang lain menjadi pelaksana tugas yang ada.
e.       Tahap Peristirahatan (adjourning)
Tahap peristirahatan adalah tahap terakhir dalam pengembangan kelompok pada kelompok sementara, dicirikan oleh perhatian kepenyelesaian aktivitas bukannya ke kinerja petugas.
2.      Model Alternatif: Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat
Kelompok ini memiliki urutan tindakan (atau bukan tindakan) mereka sendiri yang unik, seperti:
a.       Menentukan arah kelompok
b.      Fase inersia (lemas tanpa energy)
c.       Fase transisi (peralihan)
d.      Transisi mengawali perubahan besar
e.       Fase inersia kedua mengikuti masa transisi
f.       Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang sangat terpicu.

E.     DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
1.      Pengertian perilaku kelompok
Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.
2.      Faktor-faktor kesuksesan kelompok
Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari kelompok lain adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok, tingkat konflik, dan tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada norma kelompok. Setiap kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kondisi internalnya.
a.      Kondisi eksternal pada kelompok
Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dipaksakan dari luar. Kondisi eksternal ini mencakup:


·         Strategi Organisasi
Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.
·         Struktur Otoritas
Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian / setiap individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memiliki otoritas yang berbeda-beda, seperti: siapa melapor kepada siapa, siapa yang mengambil keputusan, atau keputusan apakah yang pengambilannya diberikan kepada individu atau kelompok.
·         Peraturan formal
Oraganisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain untuk membakukan perilaku karyawan. Hal ini dilakukan untuk membuat konsistensi perilaku karyawan dan bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan kelompok kerja karyawan tersebut.
·         Sumber Daya Organisasional
Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok. Sumber daya organisasional berpengaruh terhadap perilaku organisasi.
·         Proses Seleksi Personil
Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut karyawan yang akan menentukan siapa yang akan ditempatkan ke dalam suatu kelompok kerja.
·         Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)
Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system ganjaran (imbalan) akan hasil evaluasi tersebut.
·         Budaya Organisasi
Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima dengan baik atau yang tidak dapat diterima, seperti cara berpakaian, peraturan organisasi, perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.
·         Tataran Fisik Kerja
Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihak-pihak eksternal mempunyai landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok kerja. Seperti arsitek yang menentukan tata letak ruang kerja untuk mengurangi gangguan suara dan sebagainya
b.      Sumber Daya Anggota Kelompok
Ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu:

·         Kemampuan
Ada hubungan antara kemampuan intelektual (pengetahuan) dan keterampilan dengan relevansi terhadap tugas terhadap kinerja kelompok.
·         Karakteristik Kepribadian
Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap produktivitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.

F.    STRUKTUR KELOMPOK
Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok tersebut. Ada beberapa variable struktur kelompok, yaitu:
1.      Kepemimpinan Formal
Pemimpin formal harus selalu ada dalam setiap kelompok, seperti: manager, Kepala Satuan Tugas, atau Ketua Komite.
2.      Peran
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu.
Kelompok-kelompok memberlakukan persyaratan peran berlainan ke individu, seperti:
3.      Norma
Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma digunakan untuk mempengaruhi perilaku anggota dan norma setiap kelompok akan berbeda dengan kelompok lain. Norma bersifat informal walaupu ada yang formal, yaitu yang ditulis dalam buku petunjuk organisasi.
4.      Status
Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Status ada yang formal dan informal. Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan di dalam kelompok.
a.      Status dan norma
Status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Misalnya anggota berstatus tinggi pada kelompok sering diberi lebih banyak kebebasan untuk menyimpang dari norma dibandingkan anggota kelompok yang lain.



b.      Kesetaraan Status
Penting bagi anggota kelompok untuk menyakini bahwa hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan adanya kesetaraan terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam berbagai jenis perilaku korektif.
c.       Status dan Budaya
Perbedaan budaya akan mempengaruhi status, oleh sebab itu penting adanya status yang bervariasi di antara berbagai budaya.
5.      Ukuran
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok tetapi efeknya tergantung pada variable yang diperhatikan.
6.      Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragaman keterampilan dan pengetahuan (heterogen) akan lebih efektif dibanding kelompok yang anggotanya homogeny.
7.      Kepaduan
Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu sejauh mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk di dalam kelompok. Kepaduan itu akan membuat hubungan kelompok menjadi produktif. 

G. BAGAIMANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELOMPOK?
n  Brainstorming: adalah teknik yang memacu kreativitas dengan memunculkan ide melalui diskusi nonkritikal.
n  Delphi Process: Teknik yang memacu kreatifitas dengan menggunakan berbagai pertimbangan ide untuk mencapai konsensus keputusan.
n  Nominal Grup Technique: Teknik yang memacu kreativitas dengan mengarahkan orang pada pertemuan terstruktur memalui sedikit komunikasi verbal.

Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak terprogram, yaitu:
  1. Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
  2. Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
  3. Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut pandang lebih unggul dibanding individu.
  4. Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.
  5. Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.
Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan kelompok dibandingkan dengan keputusan individual, antara lain:
  1. Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak pengalaman dan pandangan daripada seorang.
  2. Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam jumlah dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok itu terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.
  3. Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok lebih menelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar kemungkinan mendapat persetujuan lebih dari banyak orang.
  4. Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih sesuai dengan hak demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang lain yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan keputusan, adalah merupakan upaya meningkatkan legistimasi orang lain.
Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga tidak lepas dari beberapa kelemahan, di antaranya adalah:
  1. Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang, banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil dalam waktu singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.
  2. Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompokterwakili semua kepentingan dalam organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja. Kesempatan ini oleh para anggota kelompok sering digunakan untuk memenangkan kepentingan orang-orangtertentu dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja diwakilinya. Ada kecenderungan dia mendominasi kepentingan orang terbanyak.
  3. Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai pengaruh dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
  4. Tanggung jawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang bertanggung jawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak bisa dimintai pertanggung jawaban perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh dalam tanggung jawab bersama.
H.    PROSES KELOMPOK
Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan (input).
1.      Sinergi
Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi itu. Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang negative.
2.      Efek Fasilitas Sosial

Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.